Skip to main content

pelajaran satu

teman-teman saya selalu bilang :

"kamu membicarakan tentang uang sebegitu transparan, seolah ia begitu penting, ini seperti mewartakan pada mereka bahwa kamu seorang kapitalis sejati".

"kamu juga membicarakan tentang investasi terus-terusan, mengkonversikan, bahkan amandha sekalipun sebagai investasi dari ribuan cinta yang dipendar dalam hidupmu, mereka itu cinta goh, cinta yang tidak bisa disamakan dengan investasi yang kamu sebutkan itu".

"kamu selalu mengulang kalimat bahwa uang itu tidak penting, seolah kamu sama sekali tidak punya utang!"

"ada apa dengan paradigma yang kamu yakini itu?, idealisme hanya retorika masa muda. ia tidak lagi berjaya ketika himpitan kenyataan mendera. ubahlah menjadi kenyataan, kenyataan itu sepenting imajinasimu!"


Hhhh.....
saya melumuri hidup dari banyak kata-kata, dari keluarga, teman, saudara,orang tua dan siapapun yang merelakan kata-katanya untukku, untuk mengubah mata pisauku, yang saya harap kelak akan mengkilat. saya juga mengamininya lebih baik, mencoba menelusurinya dengan sangat matang, mengimplementasikannya agar segala-sesuatunya bukan hanya retorika. dunia ini nyata. maka nyatalah!.

kata reka belu, idealisme adalah retorika masa muda. ia hanya sebentuk utopia, yang hampir miris kita dengar, mengalun dan semakin menjauh. kataku, jika berpikir ideal, maka saya sudah memiliki idealisme, hehehe....egitulah kenyataan, hanya memiliki pandanan yang tepat untuk kemudian kita ungkit maknanya.

dan....

uang tidaklah penting!


photo : lupa lagi diambil dari mana (?????)

Comments

Unknown said…
contac me at hivos

Popular posts from this blog

Untuk : Amandha anjaswatie handanie

Nda yang aku cintai… Aku hanya ingin mengungkap cinta hatiku padamu nda, sejauh ini…sepanjang roman yang kumiliki hingga hari ini…dan nafas, yang menyimpan seribu pengakuan. Aku memilih nafas untuk mengendapkan seluruh yang aku rasakan, sebaik-baiknya perasaan, sebab nafas tak memilih perasaan apapun tapi menyimpan kepekaan yang dalam, aku sering mengenali dari nafasmu nda, saat kita sedekat kemarin. Aku selalu ungkapkan apa yang aku rasakan padamu, disiang hari dan malam saat hening, aku selalu ingin nda tahu bagaimana aku merangkak dalam kepekatan. Bolamata school yang menjaga nafas idealisme masa lalu itu sudah tidak serupa bayanganku, ia terlalu berat menanggung kepekaannya sendiri. Nda tahu kan bahwa ada banyak orang yang pergi karena mereka terlalu berat menanggung cinta yang nisbi, cinta yang tidak dapat mereka peroleh dimana-mana, cinta yang hanya serupa gaung, cinta yang membuat mereka selalu menderita, cinta yang seperti roman fiksi dalam literasi. Sebagian menganggapnya bahw