Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2009

Bukan geliat malam, tapi riak gerimis sore hari

Dalam cahaya, sekalipun membias Aku bisa lihat pahamu yang membiru, masih tampak indah; sungguh Kemarin, saat kamu datang didentang jam di stadion 12 Seperti dulu; kamu selalu tampak murung Saat sore, saat aku tak berani menatap matamu Aku sudah dengar suaramu diseberang telpon Gelombang kata-kata membuat setiap hal lebih dekat Sejauh ini, sejauh aforisma-mu tentang : langit dan bumi Dan ribuan kata-kata itu, berpendar sudah Bahkan ketika kamu ada; aku sudah tidak punya kata-kata lagi Ada gerimis, simpang kota dan kamu Yang juga masih seperti dulu : memperhatikanku dengan baik Lebih baik dari yang kuminta Begitupun lana, yang sungguh menyayangimu  Karena kamu memperhatikan detail hidupnya Malam jaring-jaring harapan Adukan saja pada desirnya : tentang isak tangismu itu Sebab jibril datang saat itu, Yang berhasil menangkap setiap apa yang kamu minta ; kita hanya mengira tentang kemungkinan Kamu juga masih seperti ibu, Yang membuat gelombang kepekatan mengabu Cirebon, Aurora hotel 1 mare

Perang Yang Takkan Pernah Kita Menangkan*

Gelombang sakralisasi Rockefeller meriak , ribuan borjuasi bomber bersembunyi dalam ketiak , apa yang kalian pahami tentang jatah arak?, Diatas meja starbuck dengan ribuan gelak, Apa bedanya dasimu dengan usus para martir perang yang berurai?, Memamah setiap sudut kepekatan belukar, Serta ribuan nyawa, nyawa yang kau tukar dengan setumpuk kelakar atas nama ekonomi liberal, apapun dalihmu, dalih tentang fluktuasi angka dalam papan bursa saham, sama saja dengan lubang pantat retorika warfound ala hitler, mengalih nama dan angka-angka kedalam brangkas George soros hingga teler. Aku tak akan mengenang nama besarmu kecuali kau tertimbun dalam kakus neraka yang sama sekali tak kau kenali, tanpa tanah pemakaman digali, dengan ribuan tonjokkan Muhammad ali, yang tangan dan kakimu terikat dalam tali, dan setelahnya tanpa bisa mengakali. Anjing! Serapah mengayuh dengan ribuan dentuman meriam di Gaza, tank yang kalian ciptakan serupa himbauan jalan ketiga giddens, dengan jatah neraka masing-masin

when your ‘being’, i'am 'nothing'

Sa at ‘mengada’ saat dimana kalian tidak ada, saat kalian ‘mengada’, ribuan suara kalian menguap bersama angin : aku tak bisa mendengar kalian bicara!  Aming gegerewekan terus, tidak bisa diam, bikin banyak hal yang menurutku biasa jadi luar biasa ditangan dia, hwuh. Dimeja kamar, aming menumpukkan dua pack condom rasa aneh dengan serentetan imajinasi yang memuai ketika si dia tidak bisa datang. B-browser setenang telaga, sekalipun begitu, rima hiphop aku kira selalu berdentum dikepalanya setiap saat, bahkan ketika tanpa suara sekalipun, dia baik, karena aku diperbolehkan menulis dilaptop redupnya itu. Yoseph bergerak seperti layangan, ia berwarna abu-abu, aku pernah lihat photonya saat dia semirip Bruce Lee, ia juga sering mengendap-endap pulsa adiknya, selanjutnya, selalu, ia tak ingin pernah ada dirumah bersama ibunya. Mela, ia seperti wanita kebanyakan yang ketika ada kamera selalu sigap bergaya, yeah, aku kira ia selalu ingin dikenang dalam gambar. Sandy masih sebagai racun, untuk