Skip to main content

untukmu : hidup

nafas seperti pedang memburu, ia terus berkelebat menghunus jantungmu, hingga nafas itu membeku; aku kemudian mati: dengan cara apapun. tulisan ini hanya dipersembahkan kepadamu : kalian yang pernah ada disepanjang labirin hidupku, yang pernah menyakitiku, membenamkan kepalaku, menghantam mukaku, menciumku, memelukku, tersenyum, dan tertawa denganku, membenciku, menolongku hingga kalian menderita sendiri, mengabaikanku, membuatku merasa kecil, membuatku menjadi sombong. aku akan katakan bahwa aku masih manusia seperti kalian...yang kata dan tindakannya bisa saja meleset.

Comments

Popular posts from this blog

Untuk : Amandha anjaswatie handanie

Nda yang aku cintai… Aku hanya ingin mengungkap cinta hatiku padamu nda, sejauh ini…sepanjang roman yang kumiliki hingga hari ini…dan nafas, yang menyimpan seribu pengakuan. Aku memilih nafas untuk mengendapkan seluruh yang aku rasakan, sebaik-baiknya perasaan, sebab nafas tak memilih perasaan apapun tapi menyimpan kepekaan yang dalam, aku sering mengenali dari nafasmu nda, saat kita sedekat kemarin. Aku selalu ungkapkan apa yang aku rasakan padamu, disiang hari dan malam saat hening, aku selalu ingin nda tahu bagaimana aku merangkak dalam kepekatan. Bolamata school yang menjaga nafas idealisme masa lalu itu sudah tidak serupa bayanganku, ia terlalu berat menanggung kepekaannya sendiri. Nda tahu kan bahwa ada banyak orang yang pergi karena mereka terlalu berat menanggung cinta yang nisbi, cinta yang tidak dapat mereka peroleh dimana-mana, cinta yang hanya serupa gaung, cinta yang membuat mereka selalu menderita, cinta yang seperti roman fiksi dalam literasi. Sebagian menganggapnya bahw