Skip to main content

Bukan geliat malam, tapi riak gerimis sore hari




Dalam cahaya, sekalipun membias
Aku bisa lihat pahamu yang membiru, masih tampak indah; sungguh
Kemarin, saat kamu datang didentang jam di stadion 12
Seperti dulu; kamu selalu tampak murung
Saat sore, saat aku tak berani menatap matamu

Aku sudah dengar suaramu diseberang telpon
Gelombang kata-kata membuat setiap hal lebih dekat
Sejauh ini, sejauh aforisma-mu tentang : langit dan bumi
Dan ribuan kata-kata itu, berpendar sudah
Bahkan ketika kamu ada; aku sudah tidak punya kata-kata lagi

Ada gerimis, simpang kota dan kamu
Yang juga masih seperti dulu : memperhatikanku dengan baik
Lebih baik dari yang kuminta

Begitupun lana, yang sungguh menyayangimu 
Karena kamu memperhatikan detail hidupnya

Malam jaring-jaring harapan
Adukan saja pada desirnya : tentang isak tangismu itu
Sebab jibril datang saat itu,
Yang berhasil menangkap setiap apa yang kamu minta
; kita hanya mengira tentang kemungkinan

Kamu juga masih seperti ibu,
Yang membuat gelombang kepekatan mengabu



Cirebon, Aurora hotel 1 maret 2009 

Comments

Anonymous said…
Seandainya aku memiliki wanita seperti ibu. Sepertinya hidup terasa sempurna, rasanya ingin menghapus semua kesedihannya menukarkan dengan seberkas senyuman

Popular posts from this blog

Untuk : Amandha anjaswatie handanie

Nda yang aku cintai… Aku hanya ingin mengungkap cinta hatiku padamu nda, sejauh ini…sepanjang roman yang kumiliki hingga hari ini…dan nafas, yang menyimpan seribu pengakuan. Aku memilih nafas untuk mengendapkan seluruh yang aku rasakan, sebaik-baiknya perasaan, sebab nafas tak memilih perasaan apapun tapi menyimpan kepekaan yang dalam, aku sering mengenali dari nafasmu nda, saat kita sedekat kemarin. Aku selalu ungkapkan apa yang aku rasakan padamu, disiang hari dan malam saat hening, aku selalu ingin nda tahu bagaimana aku merangkak dalam kepekatan. Bolamata school yang menjaga nafas idealisme masa lalu itu sudah tidak serupa bayanganku, ia terlalu berat menanggung kepekaannya sendiri. Nda tahu kan bahwa ada banyak orang yang pergi karena mereka terlalu berat menanggung cinta yang nisbi, cinta yang tidak dapat mereka peroleh dimana-mana, cinta yang hanya serupa gaung, cinta yang membuat mereka selalu menderita, cinta yang seperti roman fiksi dalam literasi. Sebagian menganggapnya bahw