Skip to main content

Denting udara

Zarathustra berdiri didepan gerbang
Mencoba memberitahuku : untuk menunggu
Aku bisa melihatnya
Aku sungguh tak mau jadi buruk
Setidaknya dalam pikiranku
Aku tak mau menunggu, setidaknya... 

Maka aku berlari seperti seorang anak pergi kedalam surga
"Jangan takut" bisikku dalam hati

Sesampainya di gerbang; zarathustra tak ada disana
Tapi aku tahu namamu, aku sungguh bisa menebak, setidaknya...

~November 2013

Comments

Popular posts from this blog

Untuk : Amandha anjaswatie handanie

Nda yang aku cintai… Aku hanya ingin mengungkap cinta hatiku padamu nda, sejauh ini…sepanjang roman yang kumiliki hingga hari ini…dan nafas, yang menyimpan seribu pengakuan. Aku memilih nafas untuk mengendapkan seluruh yang aku rasakan, sebaik-baiknya perasaan, sebab nafas tak memilih perasaan apapun tapi menyimpan kepekaan yang dalam, aku sering mengenali dari nafasmu nda, saat kita sedekat kemarin. Aku selalu ungkapkan apa yang aku rasakan padamu, disiang hari dan malam saat hening, aku selalu ingin nda tahu bagaimana aku merangkak dalam kepekatan. Bolamata school yang menjaga nafas idealisme masa lalu itu sudah tidak serupa bayanganku, ia terlalu berat menanggung kepekaannya sendiri. Nda tahu kan bahwa ada banyak orang yang pergi karena mereka terlalu berat menanggung cinta yang nisbi, cinta yang tidak dapat mereka peroleh dimana-mana, cinta yang hanya serupa gaung, cinta yang membuat mereka selalu menderita, cinta yang seperti roman fiksi dalam literasi. Sebagian menganggapnya bahw